oleh: Alimuddin
Dikisahkan Abul Faraj, ada wanita cantik di Mekkah yang suatu hari bercermin sambil bertanya pada suaminya, "Apa menurutmu ada laki-laki yang setelah melihat wajahku, tak tergoda?" Dengan tegas suaminya menjawab, "Ada!"
"Siapa?"
"Ubaid bin Umair."
"Ijinkan aku menggodanya."
"Silakan, aku mengijinkanmu."
Wanita itu lalu mendatangi Ubaid, berlagak seperti orang yang meminta fatwa. Wanita itu lalu menyingkapkan wajahnya yang bagai kilauan cahaya rembulan. Melihat itu, Ubaid berkata, “Wahai hamba Allah, tutuplah wajahmu.” Si wanita menjawab, "Aku sudah tergoda olehmu."
Ubaid menanggapi, "Baik, saya akan bertanya padamu. Apabila kau menjawabnya dengan jujur, aku akan perhatikan keinginanmu."
"Aku akan menjawab pertanyaanmu dengan jujur," jawab wanita itu.
"Seandainya sekarang malaikat maut datang mencabut nyawamu, apa kau ingin aku memenuhi keinfinanmu?"
"Tentu tidak."
"Bagus, kau menjawab dengan jujur."
Beliau bertanya lagi, "Seandainya kau masuk kubur dan bersiap-siap ditanya, apa kau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?"
"Tentu tidak."
Ubaid bertanya lagi, "Apabila manusia sedang menerima catatan amal, lalu kau tak mengetahui apakah akan menerima dengan tangan kanan atau kiri, apa kau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?"
"Tentu tidak."
"Apabila kau akan melewati Shirathal Mustaqim, sementara kau tak tahu apakah akan selamat atau tidak, apa kau suka kupenuhi keinginanmu?"
"Tentu tidak."
Ubaid bertanya lagi, "Apabila telah didatangkan timbangan keadilan, sementara kau tak mengetahui apakah timbangan amal perbuatanmu ringan atau berat, apa kau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?"
"Tentu tidak."
"Apabila kau sedang berdiri di hadapan Allah untuk ditanya, apakah kau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?"
"Tentu tidak."
"Bertakwalah pada Allah. Dia memberimu karunia dan berbuat baik padamu."
Menurut Ibnul Faraj, wanita itupun pulang. Sang suami bertanya, "Apa yang telah kau perbuat?" Istrinya menjawab, "Sungguh kita ini pengangguran (kurang ibadah, red)."
Setelah itu ia menjadi giat shalat, puasa dan ibadah lain. Konon si suami sampai berkata, "Apa yang terjadi antara kami dengan Ubaid? Ia telah merubah istriku. Dahulu setiap malam bagi kami bagaikan malam pengantin, sekarang istriku berubah menjadi ahli Ibadah.”