oleh: Sri Purwanti
Seorang wanita menemui al-Junaid. Ia merasa sedih dan terpukul karena kehilangan anaknya. "Doakan agar puteraku kembali," pintanya.
"Pulanglah dan bersabarlah," jawab al-Junaid, dingin.
Wanita itu merasa tak puas hanya mendapatkan jawaban seperti itu. Namun ia menurut, pulang dan mencoba bersabar. Tak lama, ia kembali menemui al-Junaid. Namun ulama itu tetap memberikan saran yang sama. Hal itu terjadi berkali-kali.
"Bersabarlah!" ujar al-Junaid untuk kesekian kali.
"Syaikh! Kesabaranku sudah habis. Engkau hanya menyuruhku bersabar dan anakku tidak juga kunjung kembali!"
"Apakah engkau sekarang benar-benar pada puncak kebutuhanmu pada Allah?"
"Ya!" jawab wanita itu penuh harap.
"Jika begitu, pulanglah! Anakmu sudah kembali ke rumah."
Wanita itu terdiam sejenak, ragu. Namun ia mencoba menepisnya. Ia berusaha percaya pada al-Junaid.
Ketika sampai rumah, ia menadapati anaknya yang hilang telah kembali. Ia menemui al-Junaid dan berterima kasih. "Dari mana kau tahu anakku telah kembali?" ujar wanita itu heran.
Al-Junaid tersenyum dan berkata, "Bukankah Allah telah berfirman, 'Siapakah yang telah memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan jika berdoa pada-Nya dan yang menghilangkan kesedihan." (QS. An-Naml: 62)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar