oleh: Sri Purwanti
Seorang zahid (ahli zuhud, red) bernama Zakaria menderita sakit keras. Kawannya pun datang menjenguk. Saat sang zahid mengalami sakaratul maut, sang kawan menuntunnya membaca kalimat tauhid. Namun Zakaria memalingkan wajahnya. Temannya heran dan kembali menuntunnya membaca kalimat laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah. Namun Zakaria tetap tak memperdulikannya.
Ketiga kalinya temannya menuntun, Zakaria bahkan menolak dengan mengatakan, “Tidak. Aku tidak akan mengucapkannya.” Mendengar itu, kawannya langsung pingsan.
Sampai akhirnya Zakaria sembuh dari sakitnya. Beberapa hari kemudian ia membuka matanya dan berkata, “Saat aku sakit, apakah kau melakukan sesuatu untukku?”
“Ya. Kami menuntunmu membaca syahadat sampai tiga kali. Namun engkau tak mau menjawab. Bahkan engkau berkata, ‘Aku tidak akan mengucapkannya,” jelas kawan Zakaria.
“Sebenarnya, ketika itu Iblis datang padaku dan menggerak-gerakkan mangkuk sambil berkata, ‘Apakah engkau butuh air?’ Aku jawab, ‘Ya.’ Lalu Iblis berkata, ‘Kalau begitu katakan, Isa anak Allah.’
“Aku berpaling. Lalu ia mendatangiku lagi dari sebelah kiriku dan memintaku melakukan hal yang sama. Dan saat ketiga kalinya, ia berkata padaku, lalu aku jawab, ‘Tidak. Aku tidak akan mengucapkannya.’
“Akhirnya Iblis itu langsung membanting mangkuknya ke tanah dan melarikan diri. Jadi aku menolak Iblis, bukan kamu. Aku tetap bersaksi, tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah,” jelas Zakaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar